Semarang - Tri Etika Kampus harus menjadi pedoman mahasiswa maupun
dosen dalam mengabdikan dirinya di perguruan tinggi. Tri etika kampus
yakni, etika ilmiyah, etika diniyyah, dan etika ukhuwah sebaiknya
menjadi pedoman hidup sehari-hari.
“Tiga prinsip etika ini
sebaiknya jadi pegangan agar menjadi manusia yang baik. Baik dari segi
intelektual juga dari segi moral,” tegas Musahadi, Wakil Rektor Bidang
Akademik dan Kelembagaan IAIN Walisongo, saat mengisi orientasi 2510
mahasiswa baru, di aula II, Senin, (26/8).
Musa menambahkan, di
Indonesia ini, banyak orang pinter secara intelektual, sarjana magister
doktor bahkan professor banyak sekali. Akan tetapi, masih jarang
dijumpai diantara mereka memiliki moral yang baik. “Banyak pejabat
Negara pintar secara akademis, tapi masih banyak yang melakukan korupsi
kolusi dan nipotisme,” ujarnya.
Bangsa kita masih bermasalah
dengan problem integritas. Kalo orang pinter banyak, tapi orang bener
tidak banyak. “Negeri kita dikenal dengan negara terkorup nomor lima
besar dunia terkait kasus korupsi dan Negara penuh konflik agama. Hal
ini menjadi PR kita bersama untuk memperbaikinya,” tambahnya.
Hal
itu juga menjadi tugas semua perguruan tinggi baik negeri maupun swasta
agar menempa moralitas mahasiswanya dengan baik. Mendidik mahasiswa agar
memiliki integritas tinggi. “Kemampuan akademik memang penting, akan
tetapi masih ada yang lebih penting, yaitu karakter dan moral,”
tegasnya.
Tri etika kampus harus membawa gerbong perguruan tinggi
kepada ketaatan beragama, serta diimbangi dengan sikap toleransi untuk
kerukunan antar umat beragama. “Tujuan lain tri etika yaitu, agar
mahasiswa menjadi insan yang baik dan mampu menempatkan diri, serta
sukses dan bisa memberikan kontribusi dan manfaat pada bangsa dan
Negara,” tegasnya.