(syariahwalisongo.ac.id) Senin (4/3/2013), Fakultas Syariah IAIN Walisongo Semarang menggelar studium general semester genap tahun akademik 2012/2013. Acara bertema “Peluang Ekonomi Islam di Tengah Persaingan Ekonomi Global dalam Mewujudkan Kemaslahatan Umat” berlangsung di gedung Auditorium 1 lantai 2 IAIN Walisongo. Ratusan mahasiswa turut meramaikan acara tersebut.
Dalam kesempatan ini, Dr H Makhlani ME MSc dari Islamic Development Bank (IDB) Field Representative Indonesia didapuk sebagai pembicara, hadir pula Rektor IAIN Walisongo Prof Muhibbin Noor MAg, Pembantu Rektor (PR) I Dr H Musahadi Mag, PR IV Dr H Solihan MA, dan Dekan Fakultas Syariah Dr H Imam Yahya MAg..
Makhlani mengatakan, perekonomian suatu negara bisa saja dipengaruhi oleh sistem nilai yang berkembang di dalam masyarakat negara tersebut. Namun, bisa saja dipengaruhi oleh sistem ekonomi global. “Kapitalisme dan sosialisme hampir menjadi rujukan setiap negara dalam mengambil kebijakan ekonomi,” katanya.
Dengan makalah berjudul “Paralelitas Konstitusi Ekonomi dengan Ekonomi Islam”, Makhlani mengajak audiens untuk melihat sejauh mana kesesuaian antara UUD 1945 dengan pandangan-pandangan yang ada dalam ajaran Islam. Menurut Makhlani, konstitusi ekonomi yang dibangun di Indonesia memiliki kesesuaian dengan nilai-nilai dan karakter budaya Indonesia. Ia menunjukkan adanya pengaruh agama, mengingat budaya Indonesia sangat dipengaruhi oleh agama.
“Secara redaksional, simbol-simbol agama memang tidak tampak dalam konstitusi ekonomi di Indonesia. Namun, nilai-nilai agama memiliki pengaruh kuat terhadap substansi yang dikandung,” ungkap Makhlani.
Makhlani menilai, sistem ekonomi Indonesia tak lepas dari pemikiran Bung Hatta. Menurutnya, Bung Hatta yang telah lama mengenyam pendidikan di barat paham betul kelemahan sistem ekonomi yang berlangsung di barat. “Sistem kapitalisme dan sosialisme tidak cocok diterapkan di Indonesia,” katanya.
Pemikiran Bung Hatta menghasilkan sistem ekonomi yang sesuai dengan agama masyarakat Indonesia, yaitu sosialisme religius. “Bung Hatta sebenarnya memiliki pemikiran yang relevan dengan ekonomi Islam, tetapi pendekatan yang ia lakukan lebih bersifat substansial,” tegas Makhlani.
Salah satu karakter dasar ekonomi Islam, imbuh Makhlani, adalah berpihak kepada perlindungan orang-orang lemah, seperti fakir, miskin, anak terlantar, dan orang yang tidak mampu lainnya. Bagi Makhlani, sistem ekonomi Islam menjadi tawaran untuk mewujudkan kemaslahatan umat. “Kapitalisme hanya mengejar keuntungan ekonomi saja,” katanya.
Sementara itu, Dekan Fakultas Syari’ah Imam Yahya mengatakan, Fakultas Syariah telah menyiapkan langkah untuk menjawab tantangan itu. Langkah yang diambil, yaitu merintis Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam (FEBI) yang akan direalisasikan tahun depan. “Tujuannya untuk menyebarluaskan gagasan ekonomi syari’ah,” jelasnya. Untuk menunjang langkah itu, Fakultas Syari’ah telah memiliki Lembaga Pengkajian dan Penelitian Ekonomi Islam (LP2EI) dan Pojok Bursa. (Abdul Arif)