(Kampus, Syari’ahwalisongo.ac.id) – Himpunan Mahasiswa Jurusan (HMJ) Jinayah Siyasah (Pidana dan Politik) Islam bekerjasama dengan departemen sosial plitik (Sospol) Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) Rayon Syari’ah menggelar diskusi yang bertemakan (sekolah) politik, Sabtu, (10/12/11). Kegiatan diskusi ini berlangsung dari jam 08.00 pagi hingga 02.00 siang yang berlangsung di gedung H3 kampus 3 Fakultas Syari’ah IAIN Walisono Semarang.
Berjalannya diskusi ini dibagi menjadi tiga sesi materi yang kesemuanya dipandu dengan materi masing-masing pembicara. Materi pertama, dipasilitatori oleh Ali Masykur, M.Ag yang merupakan salah satu dosen di Fakultas Syari’ah. Sesi materi kedua diantarkan oleh mahasiswa Pascasarjana Jurusan Hukum Pidana Universitas Dipenogoro (Undip) Semarang, Yayan M Royani, SH.I. Materi yang ketiga yang sedianya akan di isi oleh Drs. Maksun Faiz, M.Ag, karena ia berhalangan hadir kemudian digantian oleh Ceprudin, pimpinan redaksi (pimpred) Jurnal Justisia.
Ajang pengolahan nalar politik bagi mahasiswa ini diikuti oleh sekitar 25 mahasiswa dari semua jurusan yang ada di Fakultas Syari’ah. Peserta dari forum diskusi ini diikuti juga oleh para kaum hawa yang gandrung akan politik kampus. Mereka (perempuan -red) merasa wajib harus bisa memahami sistem politik dalam kehidupan kampus. Linta salah satu peserta workshop mengtakan, ” meskipun saya seorang perempuan tapi merasa berkewajiban ikut serta dalam menghidupkan kehidupan politik kampus. Karena agar kita tidak salah melangkah kita harus memahami alur atau peta politik yang ada,” ujar gadis semester 3 tersebut.
Adanya diskusi ini tidak lepas dari keadaan sekarang dimana kehidupan kampus sudah mulai mengalami penurunan akan kajian-kajian yang bersifat wacana atau pun iklim intelektual. dulu kampus sangat ramai, disetiap pojok-pojok kampus pasti ada kumpulan mahasiswa yang masing gandrung akan diskusi. Tapi sekarang, mahasiswa sudah jauh dari semangat berwacana dan iklim intelektual. Nasrul Umam, selaku koordinator Sospol mengatkan, ” kami mengadakan diskusi ini mengingat sebentar lagi akan menghadapi pemilwa. Dari itu dengan megadakan sekolah politik kami berharap mahasiswa sedikit banyaknya paham akan pentingnya belajar berdemokrasi melalui kendaraan politik,” ujar mahasiswa jurusan Jinayah Siyasah semeter 5 lima itu.
Harapan itu seirama dengan apa yang dikatkan salah narasumber Ali Masykur, M.Ag yang mengatakan, ”saya berharap kalau iklim kehidupan kampus nanti tetap hidup. Dan generasinya adalah semua sahabat-sahabat yang sekarang mengikuti workshop” ujar dosen Islam dan HAM tersebut. Nantinya para peserta workshop harus mampu mensosialisasikan akan pentingnya berlatih secara demokratis yang jujur dan bermartbat. Karena kampus merupakan miniatur negara.
Tumpuan dan harapan terhadap mahasiswa akan politik sangat ditekankan khususnya mahasiswa jurusan Jinayah Siyasah. Karena kalau bukan mahasiswa jurusan Jinayah Siyasah siapa lagi yang peduli akan sistem politik. A. Saipul Azis, selaku ketua HMJ Jinayah Siyasah mengatkan, ”jika mahasiswa Jinayah Siyasah sudah tidak peduli lagi akan wacana politik kampus, apalagi mahsiswa jurusan yang lainnya, pasti akan lebih tidak peduli lagi,” ungkap pria kelahiran Bojonegoro itu.