(Kampus – Fakultas Syari’ah ac.id) – Selasa, (9/8) Institut Agama Islam Negri (IAIN) Walisongo Semarang menjalankan ritual rutin tahunan berupa Orientasi Pengenalan Akademik (OPAK). Sekilas, nama Opak tampak seperti semacam makanan ringan khas Jawa-Indonesia. Tapi ini lain, Opak di IAIN merupakan proses pengenalan secara lebih mendalam apa dan bagaimana kehidupan kampus biru IAIN Walisongo Semarang.
Seperti tahun-tahun sebelumnya, setiap kali kehadiran mahasiswa baru IAIN selalu menggelar ritual wajib berupa Opak ini. Hanya saja, format Opaknya saja yang selalu dimodifikasi sesuai dengan selera para panitia. Hingga selalu terjadi perbedaan dalam rangkaian orientasi tersebut. Tapi kiranya tujuan sama yaitu untuk mengenalkan proses akademik di Perguruan Tinggi Islam ini.
Masa orientasi pengenalan yang harus ditempuh oleh mahasiswa kali ini hampir satu minggu. Di hari perama, Senin (8/8), dalam rangkaian Opak itu, mahasiswa baru dikenalkn dengan berbagai aktifitas yang bersifat tingkatan institut. Selain itu, mahasiswa baru juga diberi materi-materi yang bermuatan motifasi untuk aktif di organisasi. ”Lebih baik jadi aktifis ketimbang hanya berkutat di kos, berangkat kampus dan makan diwarung” ujar salah satu narasumber dari Jakarta yang akrab disapa Roup.
Dihari kedua, ini merupakan peralihan dari Opak institut ke Opak fakultas masing-masing. Dalam proses peralihan dari institut ke fakultas, disini juga ada kebiasaan yang unik. Dimana semua panitia fakultas (yang notabene pengurus HMJ dan UKM yang berada di wilayah fakultas) menjemput kader-kader barunya ke tempat berlangsungnya orientasi institut. Disini masing-masing fakultas menunjukan rasa nasionalismenya terhadap fakultas yang mereka cintai itu.
”Dari sini, para paniti bermaksud untuk memacu semangat dan rasa kepemilikan para mahasiswa baru terhadap fakultasnya”, ujar Khudlori selaku ketua Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) Fakultas Syari’ah. Dari sinilah kemudian para mahasiswa yang sebelumnya masih setengah hati berkuliah di Fakultas Syari’ah, kemudian menjadi punya semangat untuk merproses dan menekuni apa yang akan ia dapatkan kelak diperkuliahan, lanjut Hudlori.
Selesai pentupan Opak institut, kemudian para mahasiswa baru itu diserahkan kepada masing-masing fakultas. Sehingga para mahasiswa barupun berpisah dan menuju kampus perkuliahan fakultas masing-masing. Mahasiswa baru Fakultas Syari’ah, waktu ini berhasil menduduki audit (dimana sebelum-sebelumnya terkadang syari’ah yang kelur dari audit). Sehingga pada waktu itu juga, Opak Fakultas Syari’ah berhasil melangsungkan pembukaan.
Proses pemukaan itu, dibuka langsung oleh orang nomor satu di Fakultas Syari’ah, Dekan, Dr. Imam Yahya. Pada kesempatan pembukaan itu dekan baru itu memberikan beberapa wejangan-wejangan terhadap mahasiswa baru.”Tahun ini Fakultas Syar’ah harus bisa jadi juara umum”, tutur Imam Yahya selaku Dekan Fakultas Syari’ah. Ini merupakan modal awal untuk Fakultas Syari’ah menjadi juara umum. Karena mendapat dukungan penuh dari pimpinan fakultas.
Di samping itu Dekan menyampaikan bahwa OPAK kali ini di Fakultas Syariah agak berbeda, karena di samping acara Orka dan Orkad, ada penambahan materi Orba (Orientasi bahasa Asing). "Orba diharapkan bisa memicu mahasiswa untuk meningkatkan kemampuan bahasa asing baik Arab maupun Inggris. Bisa dibayangkan kalau sejak semester awal mahasiswa untuk meningkatkan skill bahasa asing, lulus Syariah mereka mempunyai kompetensi hukum Islam atau ekonomi Islam diimbangi dengan bahasa yang baik". Gagasan ini patut diapresiasi seluruh civitas akademika Fakultas Syariah agar senantiasa meningkatkan kualitas bahasa. (C-01)